Assalamualaikum mas-mba bro..
Sebagai salah satu orang yang menyukai dunai marketing, saya selalu mencari tahu hal-hal yang apa yang dibutuhkan dalam marketing yang tujuannya dalam meningkatkan keuntungan. Saya rasa banyak diantara kalian yang tahu dengan nama ini, Tung Desem Waringin. Yah, seorang profesionalis dalam dunia marketing, tips-tips jitu yang beliau berikan sangat banyak membantu para pengusaha. Salah satunya adalah bagaimana untung banyak dengan memberi hadiah. Nah, saya akan share mengenai hal tersebut.
Bagaimana untung banyak dengan memberi hadiah??
Salah satu barang yang paling sulit dijual adalah narkoba. Jelas-jelas
dilarang oleh pemerintah. Kalau sampai tertangkap sedang menjual narkoba,
bahkan bisa dihukum mati. Namun, tetap saja penyebaran narkoba bisa meluas ke
mana-mana.
Di sini saya sama sekali tidak mengajari untuk berjualan narkoba. Absolutely
no! Namun,
cara berjualan narkoba ternyata menjadi standar terbaru berjualan di dunia
modern ini. Bagaimana cara orang menjual narkoba? Mereka sengaja membagikannya
terlebih dahulu dalam porsi kecil, gratis. Lalu setelah orang orang ketagihan
dan menjadi pencandu, baru orang akan membeli dengan harga yang sangat mahal.
Apakah Anda pernah bercukur? Bila pernah bercukur, Anda akan akrab
dengan merek Gillete. Dulu saat berumur empat puluh tahun, King Gillete sedang
bercukur dengan pisau cukur yang begitu tumpul sehingga tidak bisa lagi diasah.
Lalu dia mendapatkan ide, bagaimana kalau pisau cukur bisa dibuat dari potongan
logam yang sangat tipis dan tidak bisa diasah? Sehingga saat sudah tumpul,
harus dibuang dan beli lagi.
Namun, produk itu tidak melejit.Dalam setahun,dia hanya berhasil menjual
51 alat cukur dan 168 mata pisau cukur. Dia mulai menjual murah alat cukurnya
kepada berbagai rekanan, misalnya ke pabrik kopi, teh, bumbu dapur, sehingga
alat cukur ini bisa diberikan sebagai bonus gratis kepada konsumen. Saat
konsumen mendapatkan alat cukurnya, dan merasakan manfaatnya, mereka mulai
membeli mata pisau cukurnya.
Pada zaman sekarang, kita bisa menggunakan berbagai macam fasilitas
secara gratis. Kita bisa bertukar kabar dan melihat foto lewat Facebook. Kita
bisa menonton video di YouTube. Dari YouTube, kita bisa belajar banyak. Proses
belajar yang tadinya membosankan dan hanya dengan membaca, sekarang jadi jauh
lebih gampang lewat YouTube.
Kita bisa mencari informasi super lengkap di Wikipedia. Kita bisa
mencari informasi tentang apa pun di Google, bisa melihat atap rumah lewat
satelit. Kita juga bisa melihat keindahan bawah laut, bahkan bisa mengunduh
operating system Linux dan menginstalnya di banyak komputer. Semuanya
gratis.Tanpa biaya. Selain itu, kita juga bisa terhubung bukan hanya lewat SMS
atau telepon. Kita juga bisa berkomunikasi sambil melihat wajah lawan bicara
lewat Skype.
Kita bisa menyimpan dokumen di internet dan mengaksesnya kapan saja.
Komputer kita bisa otomatis di-back-up secara online. Semuanya gratis! Bagi yang
memiliki komunitas, kita juga bisa berjualan di Twitter. Bahkan, salah satu faktor
kemenangan Barack Obama saat pemilu adalah karena peran besar sosial media,
yang lagi-lagi disediakan secara gratis.
Kalau semuanya gratis, lalu dapat uang dari mana? Apakah mereka tidak
untung? Google sebagai penyedia layanan gratis yang sangat berkualitas,merupakan
salah satu perusahaan yang sangat menguntungkan. Lebih indah lagi, gratis ini
bukan iming-iming atau trik, namun benar-benar gratis. Ekonomi gratis atau yang
disebut 'freeconomics' ini semakin lama semakin berkembang dan menjadi
salah satu model bisnis yang paling menguntungkan.
Cara berbisnis semakin berubah. Dulu penyedia konten sering kali
"berperang" dengan para "pembajak" konten media. Mereka
menuntut, mengancam, dan menangkap. Namun ternyata cara ini tidak mempan, dan
pembajakan malah semakin merajalela. Maka sebuah grup komedi Inggris, Monty
Python, mengambil jalan yang berbeda. Mereka meletakkan video mereka sendiri di
YouTube. Semuanya dengan kualitas yang paling bagus.
Semua orang bebas menontonnya, lagi-lagi gratis. Apa yang terjadi? Tiga
bulan kemudian DVD Monty Python melonjak menduduki posisi No 2 di Amazon’s
Movies dan masuk acara TV paling populer, dengan kenaikan penjualan sebesar 23
ribu persen. Orang-orang senang dengan video Monty Python. Mereka menjadi akrab
dan ingin lagi.
Mereka pun memesan DVD-nya. Yang lebih menarik, siapa yang membayar
biaya promosinya? Biaya penyimpanannya? Yang memastikan videonya tersedia
selama 24 jam sehari? YouTube yang melakukan semuanya, gratis! Apakah semuanya
bagus dengan sistem gratis ini? Beberapa toko tidak mampu bertahan. Memang
betul, pada era digital, angka penjualan CD sangat menurun. Toko yang berjualan
CD mulai tutup.
Namun bisnis ini semakin bergeser. Angka penjualan lagu singel lewat
Apple iTunes meningkat. Angka penjualan tiket konser meledak. Bila konser
meledak, tentu saja pendapatan dari sponsor ikut meledak. Angka penjualan
barang-barang yang berhubungan dengan konser juga meledak. Memang betul, banyak
toko buku besar mulai terancam tutup.
Model distribusi lewat toko buku sudah mulai terancam. Namun, sebenarnya
bukan terancam. Sama seperti penjualan CD tadi,hanya bergeser saja dari cara
lama ke cara baru. Toko buku online semakin bermunculan. Saya
sendiri, sebagai penggemar buku impor, juga merasa senang. Amazon menjual buku
secara langsung kepada customer-nya dengan harga yang jauh lebih murah daripada di
toko buku impor.
Bahkan, sekarang saya mulai menikmati versi buku digital dari Amazon,
dengan harga yang lebih murah lagi. Buku digital yang muat di telepon genggam
saya. Namun, bagaimana saya memutuskan mau membeli buku yang mana? Amazon
menyediakan reviu dari begitu banyak pembaca sebelumnya. Sesuatu yang tidak ada
di toko buku biasa.
Sesuatu yang saya hargai. Bahkan saya bisa membaca sampel, yang berupa
beberapa bab awal dari buku tersebut. Sesuatu yang tidak gampang dilakukan di
toko buku biasa. Saat saya bisa membaca sampelnya, saya menjadi semakin yakin
dalam memilih. Sesuatu yang sangat saya hargai. Semuanya disediakan secara
gratis.
Bahkan lebih menariknya buku digital ini,beberapa buku menyediakan link
langsung ke video-videonya. Saya tidak hanya membaca, tetapi juga bisa menonton
langsung cara mempraktekkan apa yang ada di buku tersebut. Bagaimana dengan
Anda? Apakah Anda sudah mulai bagi-bagi produk Anda secara gratis? Bila Anda
tidak melakukannya, saingan Anda mungkin akan melakukannya lebih dulu. Selamat
berbagi, gratis!
Demikian dari apa yang bisa saya share, semoga bermanfaat dan terima kasih.